Cerita Pendek
Manusia Dengan Kebudayaan
Ini
merupakan sebuah cerita pendek kisah nyata yang bersumber dari kehidupanku
sendiri. Kebudayaan biasa disebut juga dengan kebiasaan atau sebuah tradisi
yang turun menurun di berikan oleh nenek
moyang atau leluhur kita. Di Indonesia ini yang terdiri dari 33 provinsi
membuat negara yang kita cintai ini mempunyai banyak kebudayaan. Nah pada cerita kali ini saya ingin
menceritakan sebuah pengalaman keluarga saya yang berhubungan dengan kebudayaan
orang Bengkulu karena saya orang Bengkulu.
Cerita
ini terjadi pada saat saya baru tamat SMA, pas pada saat itu kakak saya
melangsungkan sebuah pernikahan. Saya sebagai adik pasti akan membantu apa yang
bisa saya bantu demi kakak satu-satunya. Sangat banyak yang saya ketahui
tentang apa itu pernikahan, persiapan-persiapannya karena saya ikut membantu
dalam melaksanakan pernikahan itu.
Diamana
letak hubungan manusia dengan kebudayaan itu, nah di mulai pada saat proses
lamaran. Pada proses lamaran saja kebudayaan itu sangat terlihat, banyak
aturan-aturan atau syarat yang harus dilakukkan dalam melakukan lamaran,
bayangkan saja acara dimulai pada pikul 18.30 dan baru selesai pukul 21.30 wib.
Pada saat lamaran saja banyak mendatangkan sesepuh desa karena itu merupakan
kebudayaan di bengkulu.
Tidak
berhenti di acara lamaran pada saat harihari mendekati hari pernikahan pun
banyak kebudayaan yang terlihat. Apalagi di hari inti pernikahan dari baju adat
yang di pakai, lagu-lagu yang di nyanyikan, tata cara pernikahan panggung
pernikahan dan banyak lagi. Pokoknya sangat banyak kebudayaan yang ada di
sekitar kita jika kita menyadari hal itu maka hal itu pun sangat indah. Jangan
sampai kebudayaan itu menajadi hilang, kita sebagai penerus bangsa harus
mempertahankan kebudayaan itu. Tidak
semua negara mempunyai kebudayaan seberagam ini seperti indonesia. Kita
harusnya bangga memadi warga negara indonesia.
Itu
merupakan sedikit cerita saya tentang manusia dengan kebudayaan. Manusia dengan
kebudayaan merupakan satu kesatuan yang sulit untu dipisahkan. Karena tanpa
kebudayaan manusia hidup bagaikan tanpa arah atau aturan-aturan dalam hidup
sehingga hidup menjadi tenang.
Sigit Govinda
Komentar
Posting Komentar